Kamis, 20 September 2012

Untukmu Saudaraku

Terdengar jeritan dan tangis dari sebuah institusi yang katanya memproduksi kaum intelektual sang perubah.
Lihatlah mereka, wajahnya yang murung akibat tingkah dari seniornya, rambut yang terurai indah kini terobrak abrik.
Matanya yang berkaca kaca menyimpan amarah yang terpendam akibat intervensi mereka.
Dengarlah jeritanya, aku tak sanggup melihat matanya.

Kini ia menunduk kaku, patuh tak berdaya, ia dijadikan objek mainan dan pelampiasan.
Sebentar lagi mereka akan dijadikan budak, dijadikan robot yang patuh pada telunjuk seniornya. 
Memang bangga menjadi penindas, bangga melihat mereka tertindas.
Tidakkah engkau memiliki nurani sedikitpun.
Bangkitlah wahai anak cucu Adam, kalian ditakdirkan untuk merdeka, kalian ditakdirkan untuk bebas, Maka raihlah impianmu.
Bangkitlah, lawan segala bentuk penindasan.
Hancurkan tembok moralitas palsu dihadapanmu.
Bakar dengan molotov dan nurani kesadaran tuk berlawan demi keadilan yang hakiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar