Jumat, 25 Januari 2013

Suatu Ketika Dikala Senja

              Suatu ketika dikala senja, aku berdiri tegak pada tranggulasi sebuah puncak gunung sambil menatap indahnya cakrawala yang membentang melintasi semesta. Seketika mulutku terbungkam ketika senja mulai mennyapaku dengan estetiknya yang begitu mempesona yang mampu merobohkan kesombonganku. Hanya pujian demi pujian yang dapat aku lontarkan dari dalam hati.

Lelah yang membelit tubuhku kini sirna akibat keindahan senja, tubuh yang di lumuri debu pegunungan tersapu oleh hembusan angin yang membelai tubuhku, instrument dedaunan melantunkan nada-nada mesra seakan mengajak ku menari bersama pepohonan dan rerumputan, nafas yang tadinya berantakan kini telah tersusun kembali. 

Suatu ketika dikala senja, aku teringat dengan pesanmu yang berbunyi “jika engkau hendak memuncak, maka aku pasti akan kesepian”. Sungguh pesan yang membuatku menjadi rindu akan hadirmu, ingin ku melukis wajahmu dengan imajiku pada semesta agar dapat menepis kerinduanku terhadapmu. Namun di sisi lain aku bingung, aku tak tau bagaimana cara mengatasi kesepianmu, hanya 1 kalimat yang ku bisikkan pada telingamu yang tuli itu “tenanglah, aku akan kembali membawa kerinduan itu untukmu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar