Minggu, 10 Februari 2013

Coretan Malam

Bersama malam aku melwati kesulitan demi kesulitan kemungkinan yang membuatku terjebak pada imajiku yang tak mampu mengolah idea untuk keluar dari masalah yang membelitku. Menatap bebintangan yang menghias langit malam, purnama yang tak kenal kasihan menertawaiku ketika iya menyinari tubuhku yang sedang rebah di samping lebah yang sedang menghisap serbuk sari bunga yang sedang mekar.

Seketika aku mencoba meliarkan imajiku dengan instrument kitaro yang menyebabkan banyak rakyat japan bunuh diri, namun aku tak ingin ia membinasakanku. Oohh… Kini aku merindukan mentari dikala malam, aku ingin merangkul cahayanya hingga ia dapat sinari malamku. 

Malam mulai indah dengan dengungan binatang malam yang saling merayu satu sama lain, kadang rayuan kodok, burung, tokkek, dan jangkrik. Tanpa disadari aku terbuai dengan rayuan mereka, aku ingin mendekatinya namun dia berbalik dan tersipu malu ketika melihatku menatapnya. Gombalan-gombalan mereka makin ganas ketika hembusan angin menabrak ilalang dan mengajaknya menari mengikuti alunan instrumen dedaunan.

Aku masih disini, kesepian pun datang menghampiriku, bersama sepi ia mulai menggangguku. Rayuan binatang tak lagi mampu menepis kesunyianku, hanya kegelapan yang menemaniku dalam sepi. Aku mengajak kesunyian untuk bercumbu bersama kegelapan dan kunang-kunang agar ia mulai tenang dan tidak membuatku terombang ambing dalam mengambil keputusan.

Kini aku bercengkrama dengan keindahan senja yang muncul dibalik api unggun, berusaha menggapainya dengan jemariku yang kaku akibat kabut yang merangkul mesra tubuhku. Tamparan angin malam membuatku sadar dari mimpi-mimpi yang selama ini membuatku hanyut akan kisah romantik sang pujangga yang mengejar cintanya melalui coretan yang ia lukiskan pada semesta. Aku ingin seperti mereka kataku pada angin yang menamparku, aku ingin mengukir kisahku pada semesta dengan pena karat yang tak mampu menggores pada lembarang awan.  

Pelitaku mulai meredup, ia kehabisan cairan yang membuatnya melemah. Tebing-tebing curam mulai mengancam dari balik tirai kegelapan, purnama mulai berlarian dan bersembunyi dibalik gulungan awan dan menjelma menjadi tarian kosmik yang menghipnotis setiap makhluk penghuni malam.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar