Malam
ini, tepat pergantian hari.
Aku terperangkap dalam jeruji rasa
Aku tak pernah merasakan hal seperti ini
Tubuhku telah menjadi patahan-patahan yang rapuh
Aku terperangkap dalam jeruji rasa
Aku tak pernah merasakan hal seperti ini
Tubuhku telah menjadi patahan-patahan yang rapuh
Tulang
belulangku hancur bagai debu yang beterbangan di jalan
Mataku
tidak sadar jika ia telah membasahi jiwa yang gersang
Tak
ada udara segar yang melintasi paru-paruku selain kecamuk rasa
Dadaku seakan dipenuhi lumpur yang menahan semua kata-ku
Menyempurnakan kegelisahan malamku
Dadaku seakan dipenuhi lumpur yang menahan semua kata-ku
Menyempurnakan kegelisahan malamku
Tatapanku
masih memandang wajahmu dalam gelap
Harapanku
telah mengalir dalam nadi
Kemudian
menjalar ke seluruh tubuh
Ia
menyusun syaraf-syaraf cinta untuk mematikan keraguan
Apakah aku kafir?
Menjadi
pencipta yang mencipta takdirku
Menjadikanmu
sebagai ratu ummat manusia
Panggil
aku gila jika itu memang pantas buatku
Sebab
hanya harapan yang mampu membuatku bertahan
Hanya
cinta yang akan membuat kita semakin erat
Hanya
rindu yang mampu membuatmu ada dalam pikiran
Senja
menwarkan sebuah kisah
Ialah
kasih yang tumbuh subur dalam dada
Ohh..
setiap nafasku adalah namamu
Menjadi
abadi dalam kehidupanku
Apakah
aku sedang bersedih?
Tapi karena apa?
Tapi karena apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar