Kamis, 28 Maret 2013

Kau dan Aku kala purnama

Entah seperti apa wujud kesenangan itu, setelah setahun tak ada perjumpaan akhirnya satu malam kita dipertemukan kembali dalam lingkar kebahagiaan. Awalnya aku menatapmu hingga dalam, berharap dapat membaca dan menginterpretasikan apa yang kau rasakan setelah menatapmu kagum akan kedewasaan yang terpancar di wajahmu. kau pun melemparkan senyum hangat kepadaku yang menghancurkan segala kesunyianku, dan berjabat tangan setelah setahun lamanya.

Aku sangat berharap itu menjadi malam yang indah antara kau dan aku. Dengan sedikit tersipu aku mengajakmu berbincang di atas kendaraanku yang nampaknya ia juga merindukanmu sambil memikirkan tempat kita berlabuh untuk mencumbui malam. Pikiranku tertuju pada tempat yang sangat-sangat jarang aku jumpai, bahkan akau tak pernah ingin menjumpainya. Namun hanya itu yg terlintas di pikiranku malam itu.

Dengan kerlap kerlip kota dan suara bising kendaraan kita menyatu malam itu, meskipun kita sudah lama tidak berjumpa namun tak ada kekakuan yang tercipta saat kita berbincang, bahkan purnama sangat bahagia ketika melihat kita mencumbui malam. Aku ingat, baru kali ini aku mengajakmu melewati malam yang panjang, bahkan cahaya bebintangan terpancar di wajahmu, membuat hasratku meninggi untuk menatapmu lebih lama.

Berjalan berdampingan malintasi keramaian sambil menatap wajah-wajah mereka yang sama bergembira malam itu. Kini kita memasuki sebuah ruangan yang sangat-sangat aku hindari dengan sebuah film yang menemani kita menerobos dinding-dinding semesta. Dengan tubuh yang kedinginan aku merangkul tanganmu berharap itu bisa mengurangi rasa dingin yang sama kita derita. Aku merasa diriku menari bersama ilalang dan pepohonan yang diiringi oleh instrumen dedaunan, Aku merasa jiwaku sedang terbaring di atas kelopak bunga yang mekar dengan iringan instrumen beethoven yang membuat jiwaku tenang.

Tepat tengah malam, kita beranjak meninggalkan keramaian kota menuju kediamanmu. Ditengah perjalanan kita bercerita tentang hidupku dan hidupmu, tanpa sedikit kemunafikan aku menceritakan tiap sudut perubahan dalam diriku, aku tak ingin terjebak dalam pusaran supernova yang membuatku kebingungan dan menjadi orang yang terbodoh. Sungguh itu adalah malam yang paling indah yang penah aku lalui bersamamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar