Hari
terlalu dini menjemput pagi
Purnama terlelap dalam
singgasana malam
Bebintangan enggan mengintip
kegelapan
Suara tuhan mulai terdengar
dari penjuru semesta
Gumpalan asap surgawi menari
di hadapanku
Membentuk simetris dalam
dimensi ketiadaan
Seraya menjadi teman dalam
sepi
Mengisi
segala kebisuan
Sesak makin terasa
Gejolak jiwa merasuk ke dalam
dada
Kecamuk rasa meronta bak atom
yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki
Tanpa
ampun, tanpa belas kasihan
Memangku derita dalam derita
Hingga danau air mata meluap
membasahi bumi
Aku tak ingin terkubur bersama
mimpi
Membusuk bersama harapan
Mati dalam ketelanjangan malam
Aku abadi bersama senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar